Senin, 29 Juni 2009

Kelebihan VS kekurangan Otoritarian dan Libertarian

Dinda Pradita

153070278/B


Setelah dijelaskan apa sih sebenarnya sistem pers otoriteritarian dan sistem pers libertarian serta bagaimana jika sistem pers tersebut di implikasikan terhadap suatu negara, maka kita dapat menyimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari dua sistem pers tersebut.



Sistem pers otoritarian

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, sistem otoritarian sangat bergantung identik dengan pemerintahan yang otoriter. Sistem ini dapat menimbulakan tekanan terhadap individu akan keinginannya untuk bebas dalam hal mengemukakan pendapat atau pandangan. Mudah terjadi pembredelan penerbitan media yang cenderung menghancurkan suasana kerja dan lapangan penghasilan yang telah mapan. Dan tertutupnya kesempatan untuk berkreasi. Teori ini telah mengembangkan suatu pemyataan bahwa negara sebagai organisasi kelompok dalam tingkat paling tinggi telah menggantikan individu dalam hubungannya dengan derajat nilai, karena

tanpa negara seseorang tak berdaya untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia beradab. Namun disamping itu, karrena negara sangat berpengaruh terhadap individu maka konflik yang terjadi didalam masyarakat menjadi berkurang,. Hal ini disebabkan karena apabila terdapat hal-hal yang dapat mengancam negara, hal itu tidak langsung disampaikan kepada individu atau masyarakat. Sehingga masyarakat hanya tau menjalankan aturan dan menerima informasi yang sudah disediakan oleh negara.



Sistem Pers Libertarian

Teori ini menganut paham kebebasan. Kebebasan disini berarti masyarakat merasa mempunyai hak yang sama dalam memperoleh informasi. Media sebagai alat penyalur informasi. Individu menggunakan informasi sebagai alat untuk mengawasi pemerintah, menghibur, menjual, dan membantu menemukan yang terbaik. sebagai wadah menyalurkan perbedaan pendapat yang berguna; sebagai argumentasi bagi kebebasan beragama, sebagai sarana menentang kesewenangan, sebagai sarana menegakan kebenaran, dan pada intinyasebagai suatu hal yang menjadi keharusan praktis.


Kebebasan yang dimiliki sistem pers libertarian ini tak sepenuhnya memilki nilai positif. Terdapat beberapa nilai negatif yang terkadung didalamnya, yaitu pemerintah tidak dipandang sebagai suatu institusi yang mempunyai kewengangan, sehingga msyarakat dapat beberbuat sewenang-wenang terhadap peraturan yang ada, masyarakat merasa bebas mengeluarkan pendapat, terkadang pendapat yang dikeluarkan itu dapat menyinggung orang lain atau instansi sehingga nantinya ketika kebebasan itu sudah tidak bisa dibatasi maka akan terjadi konflik yang berkepanjangan.

Sabtu, 27 Juni 2009

Otoritarian VS libertarian

Dinda Pradita

153070278/B

Mungkin sudah sering sekali kita mendengar kata-kata tersebut. Tetapi tidak ada salahnya kalau kita lebih mengenal lagi apa sih sebanarnya definisi dari kata-kata tersebut.



Paham otoritarian sebenarnya muncul dari pemikiran sebagian masyarakat yang menganggap bahwa masyarakat sangat bergantung pada kelompok dantidak dapat bberdiri sendiri. Kita sebut saja kelompok itu adalah pemerintahan. Bila suatu negara menganut paham ini, dapat dipastikan bahwa pemerintah adalah segalanya, maksudnya pemerintah sangat mengatur apa yang terjadi didalam negara tersebut. Pemerintah sangat berpengaruh terhadapmasyarakat. Masyarakat tidak mendapatkan kebebasan, hak azasi manusia tidak dipandang lagi. Berkenaan dengan sistem pers, paham otoriter sangat diperlukan oleh negara atau pemerintahan yang menganut paham ini. Pers dijadikan alat propaganda, alat penguasa negara.



Malaysia adalah contoh negara yang menganut sistem pers otoritarian. Media masssa disana sangat dibatasi dalam berkreasi, informasi yang diberikan juga tidak sebebas seperti Indonesia. Ketika informasi tersebut dianggap oleh negara dapat mengancam keutuhan negara, maka informasi itu tidak diseberluaskan.



Paham libertarian, paham ini sangat berbanding terbalik dengan paham otoritarian. Paham libertarian berasal dari pandangan bahwa manusia dapat hidup sebagai individu. Sitem pers libertarian menganggap bahwa pers adalah mitra mencari kebenaran. Kebenaran merupakan hak azasi manusia, sehingga setipa manusia berhak mencari kebenaran itu tentang apapun dan siapapun. Dengan begini kebebasan yang dimiliki oleh masyarakat tidak mempunyai batas lagi. Ketika kebebasan itu tidak ada batas tersendiri maka hal ini juga dapat menimbulkan konflik karena kebebasan seseorang itu dapat mengganggu kebebasan orang lain.